PEKANBARU – RIAU, Mul.Kilasnusantara.id
Dewan Redaksi Media Tabloid Merah Putih Pos, Supriadi Buraerah meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol Berry. Lantaran diduga Berry sengaja meruntuhkan Marwah Pers.
“Kapolri, tolong copot, Berry, lantaran dia telah menciptakan situasi nan memancing kemarahan Pers, di Tanah air,” pungkas Supriadi nan juga Alumni Lembaga Pendidikan Wartawan Pekanbaru Journalist Center (PJC) Pekanbaru, pada Rabu (7/08/2024).
Sebelumnya. Ratusan orang nan tergabung dari beragam organisasi media, LSM, dan insan pers mendatangi Mapolresta Pekanbaru untuk meminta penjelasan dari Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru, Kompol. Berry Juana Putra, pada Selasa (6/8/2024).
Dari pantauan, ratusan awak media sudah mulai berdatangan sejak pagi pukul 08.00 WIB. Kedatangan mereka ini dipicu oleh janji nan diberikan oleh Kompol. Berry sehari sebelumnya untuk berjumpa dan memberikan klarifikasi.
Salah satu perwakilan dari awak media, Saidina Umar, menjelaskan kepada media ini bahwa sejak pagi hari pukul 08.00 WIB mereka sudah berada di Polresta Pekanbaru. Namun, hingga pukul 13.30 WIB, Kompol. Berry tak kembali menampakkan diri.
“Padahal kemarin beliau (Kompol. Berry) sudah berjanji untuk berjumpa dengan kami,” ungkap Saidina Umar nan juga Alumni PJC dengan nada kecewa.
Ketidakhadiran Kompol. Berry membikin ratusan awak media nan awalnya menunggu di kantin Mapolresta Pekanbaru kemudian melakukan tindakan orasi di depan pintu masuk Mapolresta sebelum membubarkan diri.
“Kami ratusan wartawan sangat kecewa terhadap Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol. Berry. Dari pagi hingga saat ini pukul 13.30 WIB, beliau belum juga menjumpai kami. Kami nan tergabung dalam Aliansi Wartawan Bersatu (AWB) tetap bakal melakukan tindakan demo nan rencananya bakal kami gelar besok di depan Polresta dan Mapolda Riau,” tegas Umar dalam orasinya.
Aksi ini dipicu oleh pernyataan Kompol. Berry di beberapa media nan mengatakan bahwa media nan tidak terdaftar di Dewan Pers adalah media abal-abal. Pernyataan tersebut dinilai sangat melukai hati insan pers.
“Terkait pernyataannya tersebut, tentunya telah melukai hati insan pers. Kita semua tahu bahwa media nan belum terverifikasi di Dewan Pers tetap diakui asalkan berbadan hukum,” pungkas Saidina Umar dalam orasi singkatnya.
Lebih lanjut, Umar menambahkan bahwa dirinya sangat menyesalkan pernyataan dari Kompol. Berry tersebut. Menurutnya, pernyataan itu telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Untuk itu, saya mewakili ratusan rekan media meminta kepada Kompol. Berry agar segera menjelaskan pernyataannya dan meminta maaf kepada seluruh awak media, khususnya nan tergabung di AWB. Hal ini krusial agar kota Pekanbaru tetap kondusif,” tegas Umar.
Umar juga mengingatkan bahwa selama ini media selalu membantu dan telah lama bersinergi dengan pihak kepolisian Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Ia berambisi pernyataan Kompol. Berry tidak merusak hubungan baik nan sudah terjalin.
“Selama ini kami selalu membantu dan sudah lama bersinergi dengan pihak kepolisian Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Jangan sampai pernyataan Kompol. Berry merusak hubungan sinergitas antara awak media dengan pihak kepolisian,” tutupnya.
Ratusan awak media nan datang merasa sangat kecewa dan mendesak agar Kompol. Berry segera memberikan penjelasan atas pernyataannya. Mereka menuntut keadilan dan penghormatan terhadap pekerjaan wartawan nan selama ini telah bekerja keras memberikan info kepada masyarakat.
Mereka juga mengingatkan pentingnya kebebasan pers dan keberadaan media dalam masyarakat demokratis. Kebebasan pers adalah pilar krusial dalam demokrasi, dan segala corak upaya untuk melemahkan peran media kudu dilawan.
Sementara itu, suasana di Mapolresta Pekanbaru tetap kondusif meskipun dipenuhi oleh ratusan awak media dan LSM. Pihak kepolisian terlihat menjaga situasi agar tetap kondusif dan terkendali.
Namun, absennya Kompol. Berry membikin ketidakpuasan di kalangan awak media semakin membesar.
Aksi ini menjadi bukti bahwa insan pers Pekanbaru berasosiasi dalam menuntut keadilan dan penjelasan atas pernyataan nan dianggap merugikan pekerjaan mereka. Mereka berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak mereka sebagai wartawan dan memastikan bahwa bunyi mereka didengar.
Aliansi Wartawan Bersatu (AWB) nan terdiri dari beragam media dan LSM berencana melanjutkan tindakan mereka jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Mereka berambisi dengan adanya tindakan ini, pihak kepolisian lebih menghargai peran dan kontribusi media dalam masyarakat.
Senada menyampaikan KEND ZAI ( juga alumni PJC), salah satu Koorlap AMB menegaskan bahwa penjelasan dan permintaan maaf dari Kompol. Berry adalah perihal nan sangat krusial untuk menjaga hubungan baik antara media dan kepolisian. Ia berambisi ke depannya tidak ada lagi pernyataan nan merugikan pekerjaan jurnalis.
“Kami berambisi penjelasan dan permintaan maaf segera dilakukan oleh Kompol. Berry. Hal ini krusial untuk menjaga hubungan baik antara media dan kepolisian serta memastikan Pekanbaru tetap kondusif,” tegas KEND ZAI
“Oleh lantaran itu, besok kami ratusan wartawan menggelar Demontrasi di dua titik ialah depan Polresta dan Mapolda Riau. Kami menuntut agar Kasat Reskrim mencabut pernyataan nya itu dan media dan meminta maaf kepada seluruh insan pers di seluruh Indonesia, bagi kami pernyataan beliau tidak berdasar. Hari ini surat pemberitahuan tindakan sudah kami masukan ke Intelkam Polresta Pekanbaru,” tutup Pemred di dua media online itu. (WARTAWAN) satuju.c
Mul.Kilasnusantara.id